Ambon, Kompastimur.com
Presiden Joko Widodo meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai di Tulehu, Ambon, Maluku yang mangkrak. Diduga proyek itu sudah mangkrak sejak tahun 2011 lalu.
“Tadi malam, saya diskusi dengan Ketua dan anggota DPRD Maluku serta kota Ambon. Saya mendapat keluhan mengenai listrik yang kapasitasnya kurang. Tadi pagi kita juga merasakan mati (listrik) beberapa jam,” ujar Jokowi saat tengah meninjau proyek PLTU 2X15 MW Desa Waai, Maluku Tengah pada Kamis, 9 Februari.
Kondisi kebutuhan listrik di area tersebut menurut Jokowi sangat mendesak. Sayang, beberapa pembangkit listrik justru malah mangkrak selama enam tahun terakhir.
Mantan Gubernur DKI itu kemudian memutuskan untuk melihat sendiri seperti apa kondisi proyek PLTU yang dibiarkan mangkrak tersebut. Dia berencana untuk melanjutkan proyek tersebut. Namun, Jokowi perlu mengetahui mengenai status proses hukumnya.
“Saya belum tahu, akan saya cek dulu apakah proses hukumnya sudah selesai,” katanya.
Menurut Jokowi, tidak tepat jika PLTU ini digerakan dengan penggunaan bahan bakar batu bara. Justru, panas bumi atau geothermal lebih pas dan tersedia lebih banyak.
“Tapi yang jelas kalau di sini memakai bahan bakar batu bara sudah tidak benar, harusnya memakai geothermal, karena potensinya di sini ada. Di Tulehu itu ada,” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai Walikota Solo itu.
Sementara, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan proyek PLTU itu terbengkalai karena tidak ada pengerjaan. Kementerian yang dia pimpin, kini tengah mengonfirmasi hal itu kepada PLN sebelum memutuskan untuk melanjutkan pengerjaannya.
Kemen ESDM juga tengah menjajaki agar proyek-proyek serupa tidak mangkrak. Caranya dengan menyesuaikan potensi masing-masing daerah.
Jonan mengatakan setiap pulau di Indonesia harus memiliki pembangkit listrik independen agar kebutuhan listrik rakyat terpenuhi. (KT-HT )
Presiden Joko Widodo meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai di Tulehu, Ambon, Maluku yang mangkrak. Diduga proyek itu sudah mangkrak sejak tahun 2011 lalu.
“Tadi malam, saya diskusi dengan Ketua dan anggota DPRD Maluku serta kota Ambon. Saya mendapat keluhan mengenai listrik yang kapasitasnya kurang. Tadi pagi kita juga merasakan mati (listrik) beberapa jam,” ujar Jokowi saat tengah meninjau proyek PLTU 2X15 MW Desa Waai, Maluku Tengah pada Kamis, 9 Februari.
Kondisi kebutuhan listrik di area tersebut menurut Jokowi sangat mendesak. Sayang, beberapa pembangkit listrik justru malah mangkrak selama enam tahun terakhir.
Mantan Gubernur DKI itu kemudian memutuskan untuk melihat sendiri seperti apa kondisi proyek PLTU yang dibiarkan mangkrak tersebut. Dia berencana untuk melanjutkan proyek tersebut. Namun, Jokowi perlu mengetahui mengenai status proses hukumnya.
“Saya belum tahu, akan saya cek dulu apakah proses hukumnya sudah selesai,” katanya.
Menurut Jokowi, tidak tepat jika PLTU ini digerakan dengan penggunaan bahan bakar batu bara. Justru, panas bumi atau geothermal lebih pas dan tersedia lebih banyak.
“Tapi yang jelas kalau di sini memakai bahan bakar batu bara sudah tidak benar, harusnya memakai geothermal, karena potensinya di sini ada. Di Tulehu itu ada,” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai Walikota Solo itu.
Sementara, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan proyek PLTU itu terbengkalai karena tidak ada pengerjaan. Kementerian yang dia pimpin, kini tengah mengonfirmasi hal itu kepada PLN sebelum memutuskan untuk melanjutkan pengerjaannya.
Kemen ESDM juga tengah menjajaki agar proyek-proyek serupa tidak mangkrak. Caranya dengan menyesuaikan potensi masing-masing daerah.
Jonan mengatakan setiap pulau di Indonesia harus memiliki pembangkit listrik independen agar kebutuhan listrik rakyat terpenuhi. (KT-HT )
0 komentar:
Post a Comment