Namrole, Kompastimur.com
Kabupaten Buru Selatan (Bursel) sudah siap menjadi salah
satu daerah yang menjadi jalur Tol Laut pada bulan Mey nanti.
Hal ini di ungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
Kabupaten Bursel Yance Latuiperissa kepada wartawan di kantor bupati, Selasa
(14/02)
Latuiperissa dalam keteranganya menjelaskan jika tidak ada
hambatan dipastikan bulan Mey ada kapal-kapal yang sudah singga di Namrole.
“Bulan Maret Bupati akan berangkat ke Surabaya bertemu
dengan Kementrian Perhubungan dan Kementrian Perdagangan untuk membicarakan apa
saja yang perlu disiapkan terkait dengan Tol Laut ,” ungkap Latuipeirissa.
Selain itu latuipeirissa pun menjelaskan bagi dinasnya hanya
mensosialisasikan kepada masyarakat dan khususnya para pedagang dan petani.
“Disperindag hanya mensosialisasi kepada masyarakat
sedangkan peralatan seperti kontener dan perluasan lahan untuk tempat kontener
itu akan disiapkan oleh Dinas Perubungan (Dishub) dalam hal ini sabandar,” kata
pria yang akrab disapa Yan ini.
Ia juga menambahkan bahwa Disperindag sudah
mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat serta melakukan rapat-rapat dengan
pelaku usaha yang ada di Namrole dan Waesama. Sementara untuk kecamatan lain
pihaknya belum bisa melakukan
sosialisasi karena terkendala transportasi darat yang belum memadahi serta
akses jalan yang belum bisa di jangkau dari darat.
Dalam rapat itu dihadirkan pula pengusaha sembako untuk yang
dari Surabaya dan juga untuk pedangang
pengumpul antar pulau, seperti kopra dan komuniti lainnya. Sedangkan untuk
rapat di tingkat instasi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Perikanan,
Dinas Perdagangan, dan Sabandar adalah desakan Pak Sekda untuk melihat kesiapan
masing-masing dinas terkait Tol Laut ini.
Namun ia mengaku terkait dengan muatan datang dan muatan balik sudah siap semua dan sudah
disampaikan ke kementrian.
“Kita tunggu aja hasil pertemuan Pak Bupati dengan
Kementrian Perhubungan, dan Kementrian Perdagangan, sehingg katong bisa dapat
info apa-apa saja yang perlu disiapkan untuk di suplay Bursel ke Surabaya, “
Tutur latuiperissa
Ia pun berharap petani dan pelaku usaha di Kabupaten Bursel
bisa melihat peluang ini dan bisa memanfaatkan peluang untuk mandapatkan
keuntungan.
“Petani harus melihat peluang ini. karena kalau untuk
sembako akan lebih murah, sedangkan hasil perkebunan, pedagang akan
mendapatkan nilai tambah dari situ
karena langsung ke Surabaya tidak lagi ke Ambon. Namun semua itu tergantung
dari para petani apa mau langsung ke Surabaya atau ke Ambon terserah petani
saja kalau punya akses di suarabaya ya silakan,” ucap Latuiperissa.
Kami juga sudah mengkoordinasikan hal ini dengan Dinas
Pertanian (Distan) supaya bagaimana mereka bisa mengkoordinir para petani yang
ada di kabupaten Buru Selatan sehingga petani juga bisa melakukan perdagangan
antar pulau bukan cuma pedagang pengumpul saja.
Namun ia mengharapakan apabila nantinya dilakukan oleh
pedagang pengumpul diharapkan pedangang pengumpul bisa memberikan nilai beli
kepada petani dengan nilai yang lebih tinggi.
“Misalnya harganya Rp. 6.000 di petani sedangkan di Surabaya
harganya Rp.11.000, kan ada perbedaan Rp.5.000. Kalau memang harga petani
dinaikan menjadi Rp. 8.000 itu berarti
pedagang pengunpul mendapatkan keuntung Rp. 3000, sedangkan petani juga
mendapatkan keuntungan tambahan Rp. 2.000 menjadi Rp. 8.000.” harap Yan.
Sementara itu, untuk lahan tempat kontener, pihaknya sudah berkoordinas dengan
Sabandar terkait dimana dan bagaimana teknisnya.
“Jadi untuk sementara kita pakai area pelabuhan yang ada
dulu dengan sistem penumpukan bertingkat sambil menunggu perluasan arel yang
akan di kerjakan oleh pihak sabandar,”
tambah Latuiperissa. (KT02)
0 komentar:
Post a Comment