Maraknya berita bohong atau lebih
trend dikenal dengan sebutan hoax harus dilawan. Fenomena berita hoax di dunia
pers penting dibahas oleh seluruh insan pers di tanah air.
Menteri Komunikasi dan Informasi,
Rudiantara yang menjadi pemateri dalam kegiatan Konvensi Nasional Media Massa
dengan tema Integrasi Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi Global: Peluang
dan Tantangan, di Baileo Siwalima-Ambon dalam rangka peringati Hari Pers
Nasional (HPN), Rabu (08/02) mengatakan, berita hoax akan selalu mewarnai
pemberitaan media.
Bukan hanya di Indonesia, berita
hoax juga sudah marak di berbagai negara di seluruh dunia. Apalagi, menjelang
kegiatan politik atau demokrasi.
“Untuk itu diperlukan peranan pers menangkal
hoax dengan menyajikan pemberitaan yang benar, sesuai fakta dan berimbang,”
usulnya.
Peranan pers dalam menghadapi
pemberitaan hoax itu bertujuan untuk memberikan informasi atau pembelajaran
yang mencerdaskan masyarakat. Selain itu, pemberitaan yang bijak dan sesuai
fakta harus ditampilkan oleh media, tentu bersandar pada kode etik Jurnalis.
Hal yang sama juga diungkapkan
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan yang menginginkan berita hoax
perlu dilawan oleh insan pers di tanah air. Berita hoax perlu disikapi dengan
serius, karena dapat memberikan pembelajaran yang buruk bagi masyarakat.
Sebab itu menurut Luhut, hal-hal
yang perlu disikapi dari berita hoax itu yakni pendekatan hukum, Undang-Undang
IT dan disiplin tinggi. Luhut mengatakan, melalui HPN, diharapkan dapat
memberikan hawa baru untuk NKRI semakin maju dan berkembang.
“Melalui HPN diharapkan dapat
menghasilkan poin-poin penting guna kemajuan dunia pers di Indonesia,” tandas
Luhut. (S5)
0 komentar:
Post a Comment