Ratusan massa
pendukung paslon BARU, mengepung kantor Panwaslu Buru. Mereka menuntut lembaga
pengawas pemilu ini merekomendasi
membuka kotak suara untuk membedah penggunanaan Daftar Pemilih Tetap Tambahan
(DPTB) yang telah melewati ketentuan.
Demo yang
berlangsung Kamis (23/2) ini hanya terfokus di Kantor Panwaslu Buru. Ratusan
massa ini masih terus bertahan meminta Ketua Panwaslu , Mus Latuconsina agar
berlaku adil dengan merekomendasi membuka kotak suara guna membuktikan
kecurangan tersebut.
Saat demo di
kantor Panwaslu, beberapa perwakilan massa, termasuk dua wakil Ketua DPRD Buru,
Aziz Hentihu dan Djalil Mukadar diterima Ketua Panwaslu, Mus Latuconsina dan
komisioner Panwaslu, Fathi Haris Thalib.
Aziz dan Djalil
dalam kesempatan menegaskan DPTB sesuai ketentuan harus didaftar, dan tidak
ghaib begitu saja, lalu dibilang dia ada di dalam. Kemudian angka-angkanya juga
harus jelas.
Karena semua
terikat dengan ketentuan dan limit waktunya juga jelas, keduanya mendesak
Panwaslu merekomendasi KPU untuk membuka kotak suara yg penggunaan DPTB
bermasalah dan melewati ketentuan UU Nomor 10 Tahun 2016.
"Khusus
DPTB, kita minta kotak suara dibedah, karena ini kasusnya luar biasa. Harus
dibuka dan kita minta ketegasan Panwaslu hari ini untuk memberikan
rekomendasi," tegaskan Aziz.
Djalil juga pada
kesempatan itu mendesak Panwaslu untuk secepatnya mengeluarkan rekomendasi
untuk membedah kotak suara guna membuktikan adanya kecurangan secara
terstruktur sistimatis dan masif (TSM).
Namun, Mus tak
langsung mengiyakannya. Sehingga kuasa hukum paslon BARU, Basir Latuconsina
meminta agar tuntutan itu sebaiknya dipenuhi Panwaslu.
"Kita hanya
minta bedah kotak suara, sehingga tak ada dusta di antara kita," kata
Basir.
Aziz dan Djalil
tetap meminta Panwaslu agar segera menerbitkan rekomendasi. Bukan hanya
persoalan tak ada dusta dan kepuasan, melainkan untuk memberikan kepastian
hukum dalam pilkada kali ini.
Di hadapan massa
pendukung paslon BARU, Aziz juga tetap meminta semua berdemo dengan tertib. Ia
menilai pilkada langsung kali ketiga di Kabupaten Buru ini yang paling
terburuk.
Sementara itu,
sampai berita ini dikirim, pleno di KPU Buru tetap berlangsung dan tinggal
menyisahkan sekapitulasi suara di dua PPK.
Massa pendukung
BARU juga tak terlihat mendatangi gedung KPU dan memilih bertahan di Kantor
Panwaslu. (KT-10)
0 komentar:
Post a Comment