Menteri Komunikasi dan
Informatika (Menkominfo) Rudiantara mendampingi Presiden Jokowi memukul
Tifa pertanda dimulainya penyelenggaraan Hari Pers Nasional (HPN) 2017
di Lapangan Tantui, Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (9/2).
Acara puncak dimulai pukul 09.00 WIB di tepi Teluk Ambon, dihadiri juga oleh Ibu Negara Iriana Jokowi, sejumlah Menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Mahari, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perumahan Rakyat dan Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila F Moloek dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Kepala Daerah seluruh Indonesia.
Ketua Umum PWI Pusat
sekaligus Penanggung Jawab HPN 2017 mengawali sambutannya di hadapan
Presiden Jokowi dengan mengucapkan penghargaan yang tinggi serta terima
kasih kepada Presiden Jokowi yang kembali hadir di perhelatan akbar
insan pers Indonesia. Tahun lalu, Presiden Jokowi juga menghadiri
perayaan puncak HPN 2017 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Senang
sekali rasanya kalau punya acara dihadiri Presiden. Saya jadi tahu
rahasia kenapa Presiden suka mengunjungi rakyatnya ke desa-desa,
mengundang ke Istana karena memang ketemu Presiden itu senangnya minta
ampun," kata Margiono.
Margiono pun menyarankan agar Presiden Jokowi
terus melanjutkan blusukannya agar rakyat selalu gembira seperti
segenap insan pers di HPN 2017 yang gembira karena dapat merayakan HPN
bersama-sama Presiden Jokowi.
"Kami minta juga agar HPN ini agar jadi
agenda tetap tahunan Presiden," terang Margiono. Margiono kemudian dalam
sambutannya melaporkan kepada Presiden kegiatan demi kegiatan yang
telah dilaksanakan di Kota Ambon sejak tanggal 6-9 Februari 2017.
Pemerintah sangat berperan banyak dalam kegiatan-kegiatan HPN 2017,
yakni beberapa kementerian seperti Kementerian Kesehatan Kementerian
Sosial, Kementerian ESDM, Kementerian PAN/RB, dan Kementerian
Perhubungan terlibat langsung memberikan bantuan dan menyumbang program
di Provinsi Maluku.
Hadir dalam Penyelenggaraan HPN 2017 para
pemilik media seperti Surya Paloh, Hary Tanoesudibyo, Chairul Tanjung,
Anindya Bakrie dan James Riady. Sementara, Jakob Oetama, Fikri Jufri,
Lukman Setiawan dan Dahlan Iskan tidak hadir.
Margiono melaporkan
juga kepada Presiden Jokowi di dalam kegiatan Konvensi Nasional Media
Massa, Panitia HPN 2017 bersama pemerintah dan penggiat media sosial
serta tokoh lainnya telah berdiskusi tentang Hoax. PWI Pusat telah
membentuk jaringan wartawan anti hoax yang telah disepakati juga dengan
tokoh-tokoh pers serta akan dikembangkan ke seluruh jaringan di
Indonesia.
"Hoax tidak akan pernah mampu menggoyang kekuatan bangsa
kita yang besar. Hoax tumbuh sebagai dinamika tapi tetap tidak akan
menganggu kita," ujar Margiono.
Di akhir sambutannya, Margiono
sempat mengajak Presiden Jokowi dan seluruh hadirin yang hadir untuk
sejenak menundukkan kepala berdoa bagi tokoh pers yang telah wafat,
termasuk salah satunya untuk mendoakan mantan Ketua Umum PWI Pusat
Tarman Azzam yang meninggal dunia di Bumi Para Raja-Raja saat menunaikan
tugas mengawal persiapan pelaksanaan HPN 2017 di penghujung tahun lalu.
Sementara itu, Gubernur Maluku Said Assagaff yang menyampaikan
apresiasinya atas kehadiran Presiden Jokowi di Kota Ambon. Melalui HPN
2017, Said berharap kebhinekaan dan nasionalisme di Indonesia dapat
ditenun kembali untuk membangun peradaban. Gubenur juga mengaku merasa
bangga karena Maluku sudah berulang kali sukses menyelenggarakan event
bertaraf nasional dan internasinal.
Tema HPN kali ini juga
menurutnya sangat pas merepresentasikan potensi maritim yang sangat
besar dimiliki oleh Maluku. HPN kali ini bertemakan "Pers dan Rakyat
Maluku Bangkit Dari Laut".
"Semua ini karena kekuatan cinta dan
kerinduan seluruh yang hadir kepada Maluku. Tema HPN sangat tepat dengan
Maluku yang terdiri dari 1.342 pulau. Sesuai juga dengan semangat
kemaritiman Indonesia yang dicanangkan Presiden melalui program poros
maritime," kata Asagaff.
Presiden, dalam sambutannya, menyampaikan
bahwa media arus utama menghadapi tantangan yang besar karena kehadiran
media sosial. Saat ini, semua lapisan masyarakat, hingga level kepala
daerah, menteri dan Presiden menggunakan media sosial. Oleh karenanya,
ia menyarankan agar media arus utama mampu bersiasat dan beradaptasi
jika tidak ingin gugur di persaingan media.
Di sisi lain, Presiden
menyampaikan media sosial juga menjadi hal yang telah membuat pemerintah
kerepotan. Fenomena media sosial ternyata juga telah merepotkan seluruh
pemerintah di seluruh negara dunia, tak hanya pemerintah Indonesia.
Media arus utama, kata Jokowi, masih bisa diajak untuk duduk bersama
dengan pemerintah jika ada permasalahan. Sementara hal itu tidak bisa
dilakukan kepada media sosial.
"Media sosial ini memusingkan
pemerintah. Ini juga yang saya dengan dari Perdana Menteri dan Presiden
negara lain. Semua negara menghadapi, bukan hanya Indonesia," tuturnya. (KT-HT)
0 komentar:
Post a Comment