Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK) Provinsi Maluku, Ir. Adece Ayuba mengatakan, Maluku belum berhasil
mencapai target sertifikasi jasa konstruksi yang ditargetkan secara nasional.
Secara nasional,
tenaga kerja konstruksi berjumlah 7 juta orang, tapi yang baru tersertifikasi
baru 600.000 orang.
"Kita
memang belum berhasil mencapai angka yang menjadi target nasional terkait
tenaga jasa konstruksi, namun kedepan kita akan meningkatkannya melalui
beberapa prosedur," ujar Ayuba kepada media ini di Ambon kemarin.
Dia mengatakan,
dari target nasional yang mencapai angka jutaan itu, namun yang baru
tersertifikasi tenaga konstruksi baru mencapai 600.000 orang sehingga
kedepannya LPJK Maluku mengupayakan memaksimalkan sertifikasi bagi seluruh
pekerja.
Untuk diketahui, Provinsi Maluku Tahun 2017
menargetkan 15.000 tenaga kerja yang tersertifikasi, namun hingga saat ini baru
600 orang yang baru disertifikasikan.
Selain itu, dirinya secara institusi LPJK
mendukung proses blok masela di Kabupaten Maluku Barat Daya. Baginya, jika
proses konstruksi blok masela itu berjalan dan pekerja konstruksi asal Maluku
sudah harus tersertifikasi. "Kalau hingga proses konstruksi di Blok Masela
ini berjalan dan tenaga kerja asal Maluku sudah di sertifikasi, maka sangat
berpeluang jika pendapatan tenaga kerja asal Maluku itu sertara nasional, bahkan
memiliki nilai bergaining," jelasnya.
Kedepan, kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas
PU Maluku ini menambahkan, jika pihaknya akan berkoordinasi dengan lembaga
profesi lainnya sehingga dapat memperkaya ilmu dan memperlancar proses
sertifikasi tenaga jasa konstruksi di Maluku.
"Kita akan
kerjasama dengan lembaga profesi untuk memperbanyak lulusan tenaga kerja
konstruksi di Maluku yang telah tersertifikasi," tandasnya. (KT-HT)
0 komentar:
Post a Comment