Tim Penggerak Pemberdayaan ddan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) dan Dharma Wanita Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Selasa (13/2) malam
menggelar perayaan Natal.
Perayaan Natal itu dipusatkan di kediaman Asisten I
Setda Kabupaten Bursel, Bernadus Waemesse di Namrole itu berlangsung dalam
suasana kekeluargaan.
Sebab, selain dihadiri oleh Ketua Tim PKK Kabupaten
Bursel Erny Seleky dan jajaran pengurus PKK dan Dharma Wanita yang beragama
Kristen, kegiatan Natal itu juga dihadiri oleh Pengurus PKK dan Dharma Wanita
Kabupaten Bursel yang beragama muslim.
Suasana perayaan Natal yang berlangsung dalam suasana
penuh kekeluargaan itu kian berwarna ketika diwarnai pula dengan aksi berbagi
kasih kepada janda, duda maupun anak yatim piatu, baik yang beragama Kristen
maupun Islam.
Dimana, Ketua Tim PKK Kabupaten Bursel, Erny Seleky
yang juga istri Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky bersama seluruh pengurus
yang hadir turut menyerahkan bingkisan Natal dan sumbangan Natal kepada janda,
duda dan anak yatim piatu yang sengaja dihadirkan di dalam ibaha perayaan Natal
itu.
Tak hanya itu, turut pula diserahkan bantuan renovasi
gereja bagi Jemaat GPM Labuang, Jemaat GPM Waenono-Kamlanglale dan Jemaat GPdI
Labuang.
Ketua Majelis Jemaat GPM Waenono-Kamlanglale, Pendeta
Nita Mairima dalam refleksi firman ketika memimpin ibadah perayaan Natal itu
mengatakan biasanya orang Kristen memasuki bulan Desember, dimana-mana tempat
termasuk di Bursel, akan mendengarkan lagu, mendengarkan nyanyian tentang
sebuah kedamaian.
“Semua orang di rumah-rumah boleh memutar lagu-lagu
rohani dan lagu-lagu rohani itu dikomandangkan dengan syair-syair lagu yang
menceritakan tentang damai sejahtera Allah,” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, tidak heran ketika orang
Kristen memasuki Natal, ada begitu banyak hal yang diceritakan tentang sebuah
kedamaian.
Menurutnya, kalau kita menyanyikan lagu Kidung Jemaat
Nomor 100, syair lagunya menyatakan Muliakanlah, Muliakanlah, Muliakanlah Tuhan
Alah, kemudian dilanjutkan dengan Damai Sejahtera Turunn ke Bumi, itu merupakan
sebuah ungkapan syukur, ungkapan kemahakuasaan yang menunjukkan Allah itu sangat
mulia. Kemudian, dari syair lagu itu menunjukkan bahwa Allah menurunkan damai
sejahtera itu kepada semua orang.
“Dengan demikian, damai sejahtera bukan hanya milik
orang Kristen, damai sejahtera itu milik kita semua. Damai sejahtera itu
basudara muslim, damai sejahtera itu milik basudara beragama suku, damai
sejahtera itu milik agama hindu dan kalau kita kembali kepada bingkai bangsa
ini, sesungguhnya sekalipun kita berbeda, tetapi kita adalah satu, satu di
dalam Binheka Tunggal Ika itu sendiri,” ujarnya.
Jadi, kata Mairima lagi, damai itu harus ada dan hadir
dalam kehidupan kita semua, damai sejahtera Allah itu harus diciptakan,
bagaimana harus diciptakan? Kita harus hidup rukun dan damai.
“Dalam persekutuan Ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita
Kabupaten Bursel, bukan hanya basudara Kristen, tetapi ada juga basudara
Muslim, ada Khatolik, ada agama Hindu, ada agama Suku. Itu adalah
perbedaan-perbedaan yang diciptakan Allah kepada kita untuk menciptakan sebuah
kedamaian yang utuh dan kedamaian yang utuh itu dia lahir dari hati dan bukan
dari pikiran,” ucapnya.
Sebab, tambahnya, ketika itu lahir dari sebuah
pikiran, maka yang ada hanyalah sebuah kehancuran. Tetapi, kalau dari hati yang
tulus, maka sesungguhnya persekutuan kita akan menjadi persekutuan Bhineka Tunggal
Ika.
Dijelaskan, di dalam pembacaan Alkitab dalam perayaan
Natal tersebut yang diangkat dari Kitab Yesaya Pasal 11 ayat 6-10, firman Tuhan
ini menggambarkan sebuah simbol metafora. Dimana, ada binatang-binatang, ada
tumbuhan-tumbuhan, tetapi kemudian menggambarkan lagi kehidupan kita sebagai
manusia ciptaan Allah.
“Itu berarti, kedamaian itu bukan hanya menjadi milik
kita sendiri. Tetapi, kedamaian itu juga harus menjadi utuh, karena manusia
juga harus berdamai dengan alam semesta ini,” tegasnya.
Lanjutnya, mengapa di dalam pembacaan ini dikatakan
serigala akan tinggal bersama dengan domba, dan masih ada lagi kelanjutan dalam
firman Tuhan ini. Itu berarti manusia diberikan tanggung jawab.
Dijelaskan, kalau kita kembali pada proses penciptaan
Allah, pada hari keenam Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan,
tetapi tidak sampai disitu proses penciptaan itu. Melainkan, Allah kemudian
memberikan sebuah tanggung jawab kepada manusia laki-laki dan perempuan,
tanggung jawab itu tidak lain adalah menjaga, memelihara, melestarikan dan
menikmati seluruh hasil ciptaan Allah itu.
“Itu berarti manusia juga harus berdamai dengan alam
semesta ini, manusia juga harus menjaga dan melestarikan alam semesta ini.
Tetapi, pada kenyataannya terkadang kita tidak mampu melaksanakan mandat itu
sehingga tidak heran dimana-mana terjadi bencana, tanah longsor, gempa, tsunami
dan sebagainya,” urainya.
Oleh karena itu, melalu perayaan Natal ini, lanjutnya
lagi, kita diingatkan bukan hanya berdamai dengan diri kita, tetapi juga harus
berdamai dengan sesama dan juga alam semesta.
“Hari ini sebagai ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita, kita
dituntut untuk memperjuangkan kedamaian itu, kita dituntut untuk mengusahakan
kedamaian itu di dalam hidup kita, sekalipun di dalam persekutuan ini kita
berbeda agama, sekalipun dalam persekutuan ini kita berbeda suku dan ras.
Tetapi, itu bukan menjadi sebuah kelemahan kita, melainkan itu menjadi sebuah
kekuatan bagi kita sebagai ibu-ibu yang juga punya tanggung jawab yang sama
bersama suami-suami kita untuk membangun dan menghadirkan kesejahteraan di
Kabupaten Bursel ini dan yang paling utama adalah menghadirkan damai sejahtera
itu.,” tuturnya.
Dikatakan, Yesus Kristus adalah Raja Damai, Yesus
Kristus telah memperjuangkan kedamaian itu bagi kita semua, karena itu sebagai
ibu-ibu Tim Penggerak PKK dan Dharma Wanita kita semua punya pasangan hidup,
kita punya suami dan kunci keberhasilan seorang suami terletak pada tangan
seorang istri.
Makanya, istri harus menjadi tiang pendoa, istri harus
menjadi mitra yang baik bagi suami-suami kita, istri harus menjadi istri yang
takut akan Tuhan, supaya dari takut akan Tuhan itu suami-suami akan diberkati
bersama seluruh anak-anak dan keturunan turun temurun.
“Tugas dan tanggung jawab mereka pun diberkati dan Kabupaten
Bursel ini pun akan diberkati karena kita menjadi perempuan-perempuan yang
kuat, yang juga menghadirkan damai sejahtera,” ujarnya.
Sebab, kata Mairima lagi, kalau kita belajar tentang
kedmaian, kita diingatkan oleh firman Tuhan di Mazmur 133, jika kita hidup
rukun dan damai, di ayat ketiga mengatakan, maka disanalah aku akan
memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya.
“Saya percaya bahwa walaupun ibu-ibu berbeda agama,
beda suku, beda ras, bedah ras, tapi ketika ibu-ibu hidup rukun dan damai, maka
berkat itu akan menjadi milik ibu-ibu, juga suami-suami, anak-anak dan
keluarga, terutama bagi Kabupaten Bursel,” tuturnya. (KT-02)
0 komentar:
Post a Comment