Namanya Moh Bin Tahir, 45 tahun. Akrab dipanggil Abangmolrider.
Lama bekerja di Jakarta, ia akhirnya memilih pulang kampung di Namlea, setelah
tanah kelahirannya itu menjadi kota Kabupaten Buru, tanggal 12 Oktober 1999
lalu.
Dengan bekal pengalaman di Jakarta,
ia membuka toko pakaian dan sepatu di Kota Namlea. Ia juga meneruskan bakat
senimannya sebagai MC (pembawa acara), pencipta lagu dan tak malu-malu berlakon
sebagai badut untuk mengais rejeki.
Dari rejeki halal yang ia peroleh,
saban tahun ia membuka zakat dan sadokah. Tak hanya itu, ia pun menyisihkan
sebagian keuntungannya untuk membagi-bagi bingkisan natal kepada anak-anak yang
beragama Kristen di desa-desa.
Seperti Minggu, 25 Desember 2016
sore, ia datang ke Desa Waepotih mengunjungi ratusan anak-anak untuk
membagi-bagi bingkisan natal, sekaligus bernyanyi, bermain, bergembira ria
bersama anak-anak dan pengurus sekolah minggu. Semua ia lakukan di halaman
Gereja Mizta Waepotih.
“Di sana kita main sinterklas, kita
hibur anak anak, kita beri hadiah, walau hadiahnya tidak seberapa. Yang penting
di sana senyum anak-anak saya lihat, tertawa lepas,” kata Molrider kepada
wartawan usai menghibur anak-anak di Waepotih.
Bagi-bagi bingkisan natal dan
berlakon sebagai Opa Santa ini bukan baru kali ini dilakukan Molrider. Pasca
kerusuhan Maluku, ia sudah sangat rajin mengunjungi anak-anak sekolah minggu
saat natal.
“Ini agenda tahunan, tiap tahun
sudah menjadi rutinitas.Tujuan kita, pertama lebih mempererat hubungan dan tali
persaudaraan, kai wai, antar kita di Pulau Buru khususnya,” jelas Molrider.
Adik ipar dari Hamin Bin Tahir,
Sekda Propinsi Maluku ini, berharap agar apa yang ia lakukan ini mungkin saja
menjadi motivasi di tempat lain. Bagaimana kita mengkampanyekan tentang
perdamaian, hidup berdampingan kerukunan beragama.
“Apalagi kita tahu di Maluku pernah
terjadi kerusuhan yang begitu dashyat, begitu hebat. Tapi sekarang semua telah
aman, kondusif. Tinggal bagaimana kita memupuk, menjaga, kita bagaimana
membentengi diri, sehingga menjadi suatu kekuatan yang kokoh, sehingga tidak
lagi terulang ke depan,” kata Molrider.
Ia berharap pula, agar upaya
merajut perdamaian seperti ini merupakan
salah satu contoh ke depan agar bisa dilakukan di tempat lain. Dimana di hari
Natal yang beperan sebagai Opa Santa membagi-bagi hadiah Natal kepada anak-anak
adalah sesama saudara dari Muslim.
“Saya bukan mau menjadi motivator
untuk menginflair orang-orang agar sama seperti saya, tapi ini merupakan
panggilan yang saya lakukan disela-sela kesibukan saya. Ini semua pribadi dari
saya meski saya bukan orang yang sangat berada,” kata Molrider.
Dirinya mengaku melakukan ini
merupakan sesuatu yang positif untuk semakin menjaga keharmonisan di antara
sesama umat beragama yang sejauh ini telah hidup berdampingan dalam kondisi
aman dan damai.
“Saya ingin melakukan ini karena
saya sadar betul, kalau bukan sekarang kapan lagi saya bisa melakukan ini,”
tambahkan dia.
Molrider berkeinginan mewujudkan
mimpinya lagi untuk memperluas kegiatan ini ke tempat-tempat yang masih susah
dijangkau.
“Bantuan kemanusiaan atau dari
manapun bisa mensuport saya, bisa mendukung saya, sehingga kegiatan saya ini
bisa berkesinambungan terus menerus dan tidak terputus sampai disini saja. Saya
ingin satu, kegiatan ini masih terus saya lakukan hingga saya menutup mata,”
ujar Molrider. (KT-10)
0 komentar:
Post a Comment