Harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) di tingkat
eceran semakin tidak terkontrol lagi dengan baik. Hal ini terjadi di hampir
seantero kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa itu.
Hal
ini diungkapkan oleh salah satu tokoh masyarakat Bula, Abdullah Palembang
kepada Kompas Timur di Bula, Sabtu (10/12).
Palembang
mengatakan harga premiiumdi tingkat eceran ini semakin tidak terkontrol lagi
akibat dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten
SBT selama ini terkesan tutup mata.
“Disperindagkopi
ini seperti menutup mata sehingga harga BBM jenis premium pada tingkat pengecer
ini semakin menjadi-jadi,"kata Palembang.
Menyikapi
hal ini, lanjut Palembang, semestinya pemerintah daerah lewat Disperindagkop sudah
harus mengambil langkah-langkah kongkrit untuk menetralisir harga BBM di
pasaran sehingga ada stabilitas harga di tingkat pengecer.
Selain
itu, salah satu SPBU di SBT pun selama ini hanya beroperasi dari pagi sampai
sore. Sedangkan pada malam hari SPBU milik salah satu pengusaha muda di SBT ini
sudah tidak lagi beroperasi sebagaimana biasanya.
“Kami
meminta Disperindagkop harus mengambil langkah-langkah positif agar ada
kestabilan harga. Jika dibiarkan, maka semakin hari semakin meningkat bahkan
tidak terkontrol," pintanya.
Selain
itu, tambah Palembang, harga BBM bersubsidi untuk para nelayan juga tidak tahu
pengelolaannya, karena sampai saat ini para nelayan masih membeli BBM dengan
harga yang berlaku di pasaran sehingga membuat para nelayan harus mengikuti
harga yang berlaku.
"BBM
bersubsidi untuk nelayan di daerah ini juga tidak tahu pengelolaannya seperti
apa, sehingga para nelayan terpaksa harus mengikuti harga pasaran," ucap Palembang.
Pantauan
Kompas Timur di Bula, harga BBM jenis premium di tingkat eceran berkisar antara
Rp.9000/liter dan Rp.10.000/liter. Sedangkan, untuk untuk SPBU yang beroperasi
di Bula ini waktu penutupannya berfariasi. Dimana, penutupan biasanya di mulai
dari pukul 18:00 WIT sampai pagi sehingga pada malam hari SPBU ini tidak lagi
beroperasi. (KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment