Bupati Seram Bagian Timur (SBT), Abdul Mukti Keliobas
terlihat bingung dengan kenerja Kepala Dinas (Kadis) Pertanian SBT, Man
Salampessy.
Hal ini diungkapkan Keliobas saat mengunjungi halaman Koramil
Bula guna meninjau bantuan Alsinta atau traktor roda 4, bantuan
bagi petani dalam mengelola sawa di Kabupaten SBT guna menunjang ketahanpangan
nasional.
Dalam kunjungan Jumat (02/12) ITU, Keliobas didampingi oleh
Ketua DPRD Agil Rumakat dan Asisten I Setda Kabupaten SBT, Muksen Ohorella dan
diterima langsung oleh Danramil Bula, Kapten Ismail Lestaluhu.
Dalam kunjungan tersebut Kadis Pertanian SBT Man Salampessy
tidak hadir dan diwakili oleh salah satu stafnya sehingga Bupati pun hampir
tidak mengenal seorang staf tersebut, Bupati sempat bertanya kepada staf
tersebut. "Anda dari Dinas Pertanian Maluku ya?," tanya Bupati.
Staf Salampessy itu pun meluruskannya bahwa dirinya merupakan
staf dari Dinas Pertanian Kabupaten SBT. "Siap, saya dari Dinas Pertanian
SBT”.
Keliobas pun nampak kecewa karena ketidakhadiran Salampess.
Kekecewaan itu kian memuncak ketika staf yang ditanyai itu tidak tahu tentang
jumlah lahan garapan untuk lahan pertanian di Kabupaten SBT. “Tidak tahu pak,”
kata staf itu kepada Keliobas usai Keliobas bertanya padanya.
Bupati SBT yang biasa di sapa MK, tersebut pun keliatan
kian kecewa dengan kenerja Dinas Pertanian SBT dibawa kepemimpinan Salampessy.
“Gimana kita bisa melakukan pengembangan pertanian di daerah ini jika dinasnya aja tidak mengetahui struktur tanah yang cocok dan berapa luas lahan untuk kita bangun sektor pertanian di daerah ini," kesal Bupati.
“Gimana kita bisa melakukan pengembangan pertanian di daerah ini jika dinasnya aja tidak mengetahui struktur tanah yang cocok dan berapa luas lahan untuk kita bangun sektor pertanian di daerah ini," kesal Bupati.
Orang nomor satu di Kabupaten SBT ini sangat menyayangkan
kenerja Dinas Pertanian Kabupaten SBT yang tidak pernah berkoordinasi soal
kenerja di lapangam serta tidak memiliki data akurat untuk pengembangan sektor
emas hijau atau sektor pertanian di SBT.
"Gimana kita bisa mengembangkan daerah ini kalau Dinas
Pertanian tidak pernah melaporkan hasil kinerja di lapangan kepada Bupati?
Apalagi saya mendapat laporan dari bawa ternyata gerakan tanam jagung 50 hektar
di sumber agum gagal dan tidak sesuai yang diharapkan," kesalnya.
Bupati berharap dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat
ini para petani SBT dapat terbantukan. Dimana dirinya berharap kedepan
alat-alat pertanian yang diberikanoleh pemerintah pusat bisa digunakan secara
baik dan maksimal sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, Bupati juga berterima kasih kepada pemerintah
pusat dalam hal ini Kementrian Pertanian yang sangat memperhatikan betul
pengembangan sektor pertanian di Maluku secara umum dan SBT secara
khusus.
Menanggapi sikap Bupati yang kesal ini, salah satu warga
Kabupaten SBT Nhiko Sohilauw kepada Kompas Timur menilai selama ini kinerja
Kadis Pertanian SBT dianggap gagal. Apalagi, Kadis tidak memeliki terobosan
pertanian yang cukup bagus dan menonjol di daerah ini.
"Ya saya melihat dengan adanya kejadian seperti ini bagi
kami masyarakat awam, terkesan Kadis Pertanian tidak ingin sekali bersahaja
dengan pemerintahan ini,” kata Sohilauw.
Sohilauw minilai pejabat seperti ini tidak layak lagi
dipertahankan di dalam birokrasi karena akan mengganggu program-program
pemerintah daerah di tahun-tahun mendatang.
“Kadiss itu perpanjangan tangan dari Bupati, jika kenerja
Kadis seperti ini sangat disayangkan. Jadi, patut diganti dan bukan
dipertahankan lagi. Sebab, jika Kadis seperti ini dipertahankan maka pertanian
SBT bukannya meningkat, tetapi malah akan melorot jauh kebelakang," paparnya.
Olehnya itu sebagai warga masyarakat SBT dirinya berharap
Bupati SBT dapat segera melakukan reformasi birokrasi dalam tubuh birokrasi di
SBT agar dapat menunjang kenerja Bupati kedepan. (KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment