AMBON, KT
Sekertaris DPD PDI-P Maluku Lucky
Wattimury menilai bahwa pasangan Calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota
Ambon, Paulus Kastanya - M.A.S Latuconsina adalah pasangan yang aneh baginya.
Hal ini disampaikannya pada saat
mengisi sesi pengantar dalam Kampanye dialogis paslon dengan jargon PANTAS yang
digelar di kawasan Pohon Pule, Kelurahan Urimesing Kecamatan Nusaniwe Kota
Ambon, Selasa (15/11).
“Pak Poly dan Pak Sam ini merupakan
dua sosok manusia yang aneh dimata beta, karena dua sosok ini sangat komplit.
Dimana Pak Poly adalah mantan Kepala Keuangan Provinsi Maluku. Untuk mengatur
anggaran Daerah yang merupakan uang rakyat butuh orang yang punya pengetahuan
dan keahlian tentang anggaran. Itu
adalah milik rakyat dan bukan uang pemerintah, pemerintah hanya mengelola uang
rakyat,” ujar Wattimury.
Menurutnya, segala sesuatu di Kota
Ambon terkait dengan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya itu dibayar, dan itu
yang dinamakan retribusi pajak daerah yang dikumpul dan dikelola Kota dan
masyarakat Kota Ambon, sehingga dalam pengelolaannya, itu sangat membutuhkan
orang yang mempunyai keahlian dalam mengelola keuangan, dan pengalaman
tersebut, kata Wattimury itu dimiliki oleh Pak Poly (sapaan akrab paulus
Kastanya).
Dikatakannya, Poly itu tau
bagaimana pengelolaannya. Dia mengetahui bagaimana mendapat uang dan mengetahui
system belanja uang daerah, dan beliau juga faham bagaimana mengalokasikan uang
untuk kepentingan rakyat, agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kota Ambon jatah 30 persen untuk belanja public dan 70 persen belanja
birokrasi.
“Itu mesti dibalik menjadi 55
persen Publik dan 45 persen untuk belanja birokrasi. Itu baru yang namanya
program pro rakyat, dimana anggaran itu pro terhadap rakyat. Beta yakin, Pak
Poly bisa biking itu, karena punya pengetahuan yang cukup tentang anggaran. Itu
yang dibilang PANTAS Bisa Biking Labe, karena kalu seng ada program itu maka
seng ada istilah itu,” katanya dengan dialeg Ambon.
Yang berikutnya, tambahnya, Poly
Kastanya adalah mantan Kepala dinas Sosial yang punya pergumulan hari-hari
dengan persoalan-persoalan kemanusiaan dan persoalan sosial masyarakat lainnya.
Beliau adalah publik figur yang telah teruji dalam mengayomi rakyatnya, serta
membangun kota Ambon yang lebih baik kedepanya.
“Sementara Pak Sam Latuconsina
adalah sosok pemimpin muda yang jenius dan sangat proaktif. Saya kenal dekat.
Sam punya prakarsa untuk kebaikan Kota ini. Kalau orang tidak mencintai rakyat,
maka dia tidak akan turun saat kebakaran terjadi pada tengah malam, tapi saat
kebakaran terjadi pada tengah malam, ternyata Pak Sam Latuconsina lansung turun
kelokasi kebakaran di depan SMP Negeri 4. Itu tandanya pak Sam Mencintai
rakyatnya,” terangnya.
Sehingga itu, maka keduanya adalah
birokrat yang memiliki kemampuan, keahlian, serta pengalaman dalam segala hal,
terutama di bidang sosial kemasyarakatan dan tata Kota Ambon. Dari pengalaman
kedua sosok bersahaja itu, maka keduanya diyakini oleh sembilan partai politik
(parpol) pendukung, diantaranya PDI-P, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai
Hanura, PAN, PKS, PKB, PBB dan PKPI, serta 25 anggota DPRD Kota Ambon, untuk
mampu bekerja lebih untuk rakyat serta Kota Ambon lima tahun kedepan.
"Saya kenal baik Poli dan Sam
ini. Poli pernah menjadi pengurus Angkatan Muda (AM) Gereja Protestan Maluku
(GPM) Daerah Pulau Ambon (Dapua) selama puluhan tahun. Selain itu, pernah
menjabat Kadis Sosial Maluku dan Kepala Biro Keuangan Kantor Gubernur Maluku.
Sedangkan Sam pernah menjabat Ketua KNPI Maluku, Kadis Tata Kota Ambon, dan
menjadi Wakil Walikota Ambon periode 2011-2016. Dari pertimbangan-pertimbangan
pengalaman kedua sosok ini yang biking katong antar Poli - Sam kepada rakyat
untuk mengurus rakyat dan bersama-sama rakyat Biking Labe par Kota Ambon yang
katong cinta ini," tandasnya.
Ia menjelaskan, semua bisa
melaksanakan program, namun dari aspek yang tadi dikatakan itu ada pada kedua
sosok itu. Sehingga untuk mewujudkan program pro rakyat yang diusung PANTAS,
dibutuhkan keahlian untuk mengatur atau mengelola keuangan rakyat melalui APBD
Kota Ambon per tahunnya sebesar Rp 1,2 trilyun. Sehingga, semua program pro
rakyat dapat terealisasikan dengan baik.
"Seperti yang saya jelaskan
tadi, bahwa Poli ini pernah menjabat Kepala Biro Keuangan pada Kantor Gubernur
Maluku. Sehingga sudah tentu mampu mengelola keuangan. Sedangkan Sam yang
pernah menjabat Kadis Tata Kota Ambon, juga sudah pasti berpengalaman dalam
menata dan membangun Kota Ambon menjadi lebih baik. Jika keduanya ini gabung
jurus, maka saya yakin keduanya dapat mengelola keuangan serta mewujudkan
program pro rakyat," pungkasnya. (KT-SH)
0 komentar:
Post a Comment