Ambon, KT
"Dimensi
kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki
kesadaran mengenai realitas multikultur dan memahami makna kemajemukan sehingga
terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang harmonis dan saling
menghargai," tuturnya. (KT-HT)
Penjabat
Walikota Ambon, Frans J Papilaya, Senin (28/11) resmi membuka ajang Pesta
Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Kota Ambon yang terpusat di Baileo
Oikumene.
Kegiatan
yang diikuti oleh 87 peserta akan mengikuti 10 kategori mata lomba diantaranya
untuk kategori Paduan Suara diklasifikasikan diantaranya PS Anak, PS Remaja, PS
Perempuan, PS Laki-laki, PS Dewasa Campuran. Sementara untuk kategori Solo
dibagi menjadi kategori Solo Remaja, Solo Anak 6-7 tahun, 8-12 tahun, Solo
Putri dan ditutup dengan kategori Vocal Group.
Papilaya dalam sambutannya mengatakan,
perkembangan globalisasi dan makin pesatnya kemajuan teknologi dan informasi
membutuhkan penyesuaian tata nilai dan perilaku.
Ditengah
perkembangan seperti itu, lanjutnya, pengembangan seni dan budaya seharusnya
mampu memberi arahan bagi perwujudan identitas lokal yang sesuai dengan nilai
luhur budaya lokal dan nilai keagamaan sebagai sosial capital.
Disamping itu, menyadari masyarakat yang
beragama, maka nilai keagamaan dan pengembangan seni budaya yang perlu
dikedepankan sebagai kontribusi bagi pemantapan jati diri kita. Pesparawi
memiliki makna yang penting sebagai pemantapan wawasan keagamaan bagi umat
Kristen Protestan khususnya.
Papilaya mengatakan, Pesparawi memiliki makna
yang luas, baik dalam hubungan umat Kristen Protestan sendiri dalam rangka
kehidupan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Dalam konteks internal umat
Kristen, kegiatan Pesparawi yang diikuti oleh klasis dalam wilayah gereja
sehingga mampu menjadi sarana bagi upaya perwujudan kerukunan internal diantara
umat.
Dia menambahkan, pembangunan kualitas
kehidupan agama tidak dapat dilepaspisahkan dari upaya mewujudkan kesejahteraan
melalui kualitas keimanan, peningkatan solidaritas dan toleransi serta
kerukunan dalam kehidupan beragama.
0 komentar:
Post a Comment