Mantan Laskar Jidad Ambon,
menyerahkan sejumlah senjatai api (senpi) dan 1.533 butir amunisi dengan
berbagai kaliber kepada pihak Polres Pulau Ambon dan Pp Lease. Senin (31/10).
Senpi yang diserahkan adalah satu buah senpi rakitan laras panjang, dua buah senpi laras pendek, dua buah mortir,
155 dinamit rangkai, 16 buah sinyal cartigde (suar) dan 64 butir peluru hampa.
Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) Harlod Wilson Huwae, usai penandatangan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
penyerahan bahan-bahan perang tersebut mengatakan, amunisi dan senjata api itu
diserahkan melalui tangan Jumu Tuani.
"Semua ini (amunisi dan
senjata) berasal dari mantan-mantan laskar. Mereka menyerahkan secara sukarela
dan kita menerimanya," kata Kapolres kepada wartawan, Senin (31/10).
Menurut Kapolres, penyerahan ini
adalah bagian dari kegiatan ceramah yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) dan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Ambon, Minggu, (30/10)
Ketika Tablig Akbar, mereka melibatkan mantan-mantan napi teroris.
"Penyerahan senpi tadi
(kemarin, red) adalah bentuk realisasi dari itu kemarin. Yaitu, Tablig Akbar yang dilakukan oleh BNPT dan
Densus, dengan mendatangkan mantan-mantan napi teroris
untuk melaksanakan ceramah dalam
rangka sosialisasi," katanya.
Ceramah sekaligus sosialisasi agar
warga terpengaruh dan ikut paham radikalisme, seperti ISIS. Pasalnya, ISIS
merupakan ajaran sesat.
"Sehingga ada masyarakat yang
kurang paham tentang ISIS yang notabenenya adalah sesat. Nah mereka-mereka ini
lah yang tahu aliran sesat dan tidaknya.
Dari kegiatan itu (Tablik Akbar) ada
berapa masyarakat yang menyerahkan senpi kepada kita sehingga kita menerima dan
diwakilkan oleh mantan-mantan napi teroris (Jumu Tuani).
Jumu adalah mantan
narapidana teroris saat kerusuhan Ambon 1999 silam. Jumu didaulat sebagai
panglima laskar jihad. Setelah bebas,
Jumu aktif dalam dakwah-dakwah melawan teroris di Indonesia yang dipasilitasi oleh
BNPT," tutupnya. (KT-AA)
0 komentar:
Post a Comment