• Headline News

    Thursday, November 3, 2016

    Islamic Center Masohi Jadi Fakta Kebobrokan Pemda Malteng

    Ambon, KT   
    Pembangunan Gedung Islamic Center Masohi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) yang terletak di depan Pendopo Bupati Malteng Abua Tuasikal yang di bangun sejak Tahun 2008 silam saat Bupati Malteng masih di jabat oleh Abdullah Tuasikal hingga saat ini belum terselesaikan.

    Padahal pembangunan Gedung Islamic Center tersebut juga telah dibiayai dengan APBD Tahun 2014 senilai Rp1,5 miliar. 

    Hal ini diungkapkan oleh Ketua LSM Pusat Kajian Informasi dan Aspirasi Rakyat Maluku Tengah (PUKAT SERAM), Fahry Asyathry kepada Kompas Timur di Ambon kemarin.

    Fahri membeberkan, Islamic Center itu di bangun pasca MTQ tingkat Provinsi pada Tahun 2008. 

    Kala itu, Abdullah menjadi Bupati dan dihadapannya sendiri, Abdullah Tuasikal berkata bahwa Islamic Center itu dibangun dengan uang pribadinya untuk umat. 

    Nyatanya, sekitar Tahun 2012, kesaksian dari Allah Yarham Ayahanda Abu Tanamal yang saat itu menjabat sebagai Bendahara Badan Amil Zakat, Infaq Dan Shadaqah (BAZIS) Malteng bahwa ada perintah dari Abdulah kepada Hafidz Sabban (Ketua BAZIS Malteng) untuk memintanya menggunakan dana BAZIS sebesar Rp. 400 juta untuk penyelesaian pembangunan Islamic Center, termasuk pembayaran upah kerja tukang. 

    Kata Fahry, Abu Tanamal kemudian meminta Hafidz Sabban untuk meminta perintah tertulis dari Abdulah atau semacam memo dengan tujuan agar di kemudian hari dapat dipertanggungjawabkan secara administratif. 

    “Abdullah menolak memberikan memo dan hanya perintah secara lisan kepada Ketua BAZIS yang saat itu menjabat sebagai Kabag Humas Pemda Malteng. Dengan  demikian, terpaksa digelarlah rapat BAZIS untuk menyikapi permintaan Abdulah Tuasikal dan memutuskan bahwa BAZIS hanya akan membantu dana sebesar Rp. 50 juta dan itu untuk pertama sekaligus terakhir dengan alasan dana BAZIS tidak diperuntukkan untuk hal semacam itu,” ujar Fahry. 

    Dalam perjalanannya, pembangunan Islamic Center mandek sampai Tahun 2014. Kemudian muncullah dana sebesar Rp. 1,5 miliar dalam APBD bersamaan dengan finishing Gereja Betesda. 

    Dana untuk gereja yang diketahuinya itu sudah digunakan sesuai peruntukkannya dan bangunannya telah selesai dibangun dengan baik. Namun dana untuk Islamic Center sampai dengan penetapan APBD Perubahan 2014 pun masih tercatat Rp. 1,5 miliar, akan tetapi tidak ada pekerjaan dan atau pembangunan sama sekali hingga sekarang sebagaimana terlihat pada gambar tersebut. 

    “Kemana aliran dana tersebut, dan untuk siapakah dana tersebut diberikan, Bagaimana nasib pembangunan Islamic Center yang kini kerap dijadikan tempat mesum terselubung oleh para remaja yang lokasinya tepat dalam areal Masjid Raya Almuawwahan Masohi? Apakah ini tidak memalukan? Apakah ini yang disebut perubahan? Apakah ini ciri pemerintahan yang pro rakyat? Apakah itu bukti dari janji Abdulah Tuasikal?,” tanya Fahry dengan nada kesal.

    Dikatakannya, jika Islamic Center tersebut saja modelnya begitu, lantas bagaimana lagi dengan proyek yang jauh dari pantauan masyarakat?. Silahkan publik buka mata dan saksikan tepat di depan pendopo, berhadapan dengan Rumah Ketua DPRD. Itu bagaikan bukan bangunan Islamic Center.

    Fahry mengatakan, sampai detik ini Islamic Center itu tidak pernah selesai dibangun, bahkan tidak ada pekerjaan sama sekali dengan dana milik rakyat tersebut. Dia juga mempertanyakan siapa aktor yang mengusulkannya dalam APBD 2014, serta dasar penganggarannya. Seakan-akan ada semacam upaya untuk menimbulkan kecemburuan masyarakat Muslim yang berujung pada potensi perang dingin di birokrasi. 

    “Dan penganggaran dana hibah untuk Islamic Center ini dilakukan dalam masa kepemimpin Bupati Abua Tuasikal. Lalu siapakah penerima dana tersebut? Jika sebuah yayasan, lalu siapakah pemimpin yayasan tersebut? Apakah pemimpin yayasan tersebut mempunyai hubungan khusus dengan pemerintah daerah atau kepala daerah?. Saya kira bahwa ini adalah fakta ketidakmampuan pemerintah dan janji berbungkus slogan,” pungkasnya. 

    Islamic Center adalah fakta kebobrokan pemerintah Kabupaten Malteng. Dan karenanya, Islamic Center akan menjadi sorotan nasional. 

    “Tidak perlu jauh-jauh kita mencari contoh, Islamic Center yang letaknya di depan Pendopo Bupati dan Gedung DPRD yang hampir setiap hari dilewati dan dilihat oleh Bupati saja sudah cukup untuk menjadi sampel yang representatif untuk berkata bahwa pemerintahan ini memang pemerintahan yang bobrok dan tidak bisa lagi dipertahankan,” tandasnya. (KT-SH)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Islamic Center Masohi Jadi Fakta Kebobrokan Pemda Malteng Rating: 5 Reviewed By: Kompas timur
    Scroll to Top