Dalam kondisi aktual dewasa ini
di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka Forum Kerukunan Antar Umat
Beragama (FKUB) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang di pimpin oleh Hi. AG
Wokanubun menggelar kegiatan silahturahmi bersama para tokoh agama dan tokoh
masyarakat.
Kegiatan yang dipusatkan di
ruang Aula Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten SBT, Rabu (30/11) itu dihadiri
oleh sejumla tokoh agama, antara lain Ketua Klasis GPM SBT Pendeta Lodek
Lailissa, S.Th, Ketua Dewan Gereja Katholik SBT Welem Rusin, Ketua PHDI SBT Sri
Susanti, Kepala Seksi Bimas Protestan Frederik Waeleruno, Kepala Seksi Bimas
Hindu Herwanto S.Sos.
Selain itu, hadir pula Wakapolres
SBT Saradju Suwakul, S.Ag, Msi dan Ketua KNPI SBT Tahir Rumasera.
Ketua FKUB Kabupaten SBT, Hi. AG.Wokanubun dalam pemaparannya mengatakan, kerukunan antar umat beragama di Kabupaten SBT telah menunjukan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang sangat luar biasa sehingga kondisi seperti ini harus terus dijaga dan dibina demi kedamaian di negeri yang tercinta ini.
Ketua FKUB Kabupaten SBT, Hi. AG.Wokanubun dalam pemaparannya mengatakan, kerukunan antar umat beragama di Kabupaten SBT telah menunjukan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang sangat luar biasa sehingga kondisi seperti ini harus terus dijaga dan dibina demi kedamaian di negeri yang tercinta ini.
“Kehidupan bertoleransi, saling menghargai dan menghormati ini harus terus
dijaga dan dibina demi terwujudnya kehidupan yang aman, damai dan
tentram," kata Wokanuban.
Sementara, Wakapolres SBT Saradju Suwakil, S.Ag, Msi yang juga sebagai
pembicara dalam forum silaturahmi ini secara tegas mengatakan, untuk mewujudkan
kondisi keamanan dan kenyamanan di daerah ini, pihak kepolisian selalu
melakukan langkah-langkah positif dengan melakukan operasi pekat untuk memberantas
peredaran miras di Bumi Ita Wotu Nusa itu.
Sebab, menurut Wakapolres, peredaran
miras yang dikonsumsi selama ini telah menjadi biang masalah yang tidak
diinginkan sehingga dibutuhkan kesadaran dari masyarakat di daerah ini.
“Pihak kepolisian selalu
melakukan operasi pekat, namun kunci dari pada ini semua dikembalikan kepada kesadaran
masyarakat itu sendiri. Sebab, jika masyarakat sadar, maka tanpa operasi pekat
pun masyarakat tidak akan menggunakan miras," kata Suwakul.
Selain itu, orang nomor dua di Polres SBT ini menambahkan, untuk membangun
daerah ini kedepan, maka semua atribut kepentingan harus dilepas dan
menggunakan atribut yang namanya Kabupaten SBT, yang artinya semuanya bersatu
dalam kesatuan yang utuh.
“Membangun daerah ini ke depan, maka semua atribut kepentingan harus dilepas
dan kita menggunakan satu atribut yaitu atribut yang namanya Kabupaten SBT,"
harap Suwakul.
Di tempat terpisah, salah satu aktivis perempuan dari Eksekutif Kota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) SBT Siti Juleha Kella ketika dimintai tanggapannya kepada Kompas Timur mengatakan, forum silaturahmi antar umat beragama seperti ini semestinya terus diagendakan agar ada rasa saling menghargai dan menghormati, karena perbedaan itu anugerah yang semestinya dijaga dengan baik dan terus terpupuk rasa kebersamaan.
“Ini harus diagendakan dan pemerintah daerah harus memberikan dukungan penuh agar rasa kebersamaan dalam perbedaan ini terus terpupuk dengan baik dalam bingkai kebhinekaan," tutup Kella. (KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment