Ricaldo Tanah Hitumesing dan Jakob
Enus, dua warga Desa Tawiri Kecamatan Teluk Ambon ini harus menjalani perawatan
intensif di RS. Bayangkara Ambon setelah babak belur dihajar belasan oknum
anggota TNI-AU dari Pangkalan Udara (Lanud) Pattimura Ambon, Selasa (1/110.
Kejadian ini bermula dari saling
tatap muka antara salah satu oknum anggota TNI-AU dan Ricaldo Tanah Hitumesing
ketika berpapasan di persimpangan jalan Bandar Udara Pattimura Ambon sekira
pukul 20.00 WIT.
"Saya sedang mengendarai
motor, saat belokan, saya dan salah satu oknum anggota nyaris bersenggolan, dia
menatap saya, saya menatapnya. Saya senyum-senyum saja," kata Ricardo.
Ricardo menjelaskan, setelah tiba
di kawasan Pasar Tawiri yang tidak jauh dari Markas Lanud Pattimura, oknum
anggota dimaksud menghadangnya dan langsung mengajukan pertanyaan dengan
nada-nada mengancam.
"Dia tanya beta (saya). Oh
kamu mau cari masalah sama saya. Kamu tadi mau senggol saya," kutip
korban.
Namun, Ricardo berulang kali
membantah tuduhan dimaksud dan menjelaskan situasi yang ada di persipangan
jalan. Apalagi tidak ada yang saling bersenggolan. Tapi oknum anggota TNI -AU
itu malah tetap mengancam dan meminta korban untuk menunggunya.
"Dia (oknum anggota) bilang,
kau tunggu saya ya," ujar Ricardo.
Mendengar pernyataan itu, Ricardo
lalu masuk ke perkampungan dan menceritakan peristiwa yang dia hadapi kepada
beberapa kawannya. Ada usul agar Ricardo menyelesaikan saja urusan itu secara
baik-baik dengan difasilitasi saudara mereka yang juga anggota TNI-AU di AURI.
"Ada usul dari teman-teman
saya, agar masalah ini tidak diperpanjang, mendingan kita cari abang-abang kita
yang udah lama di AURI supaya ngomong kepada oknum anggota tadi," tutur
Ricardo.
Ricardo lalu pergi ke kompleks AURI
dengan harapan meminta perlindungan penyelesaian. Naas, setelah tiba di lapangan Basket kawasan
AURI, oknum anggota TNI-AU itu sudah menunggu dengan beberapa temannya.
"Saat tiba di Lapangan Basket,
mereka menyampari saya, ada yang bertanya, 'ale (kamu) mau pukul teman tentara
saya'. Saya katakan tidak pak, saya coba jelaskan lagi runut persoalan yang
ada, tapi dia kemudian mendorong saya, saya lepaskan tangannya, dia lalu
memukul saya dan terus memukul, saya lalu membela diri, karna saya membela diri
itu saya dikeroyok oleh sejumlah oknum anggota lainnya," beber Ricardo.
Jakob Enus korban pemukulan lainnya
menambahkan, saat melihat Ricardo dikeroyok, dia lalu mencoba melarai, dan
memohon kepada para pelaku untuk tidak melakukan kekerasan kepada Ricardo.
"Saya kan tidak tau duduk
perkara ini seperti apa, saya hanya melihat teman saya dipukul. Saya katakan
kepada mereka, eh jangan pukul teman saya, saya lalu ikut perkelaihian itu.
Setelah kondisi redah saya pulang. Tapi setelah itu, ternyata teman saya
Ricardo itu sudah ditahan di Barak. Nah mereka lalu mencari saya, dan mendapati
saya di jalan. Di situ mereka memukul saya sampai menginjak saya di aspal,
mereka menyeret saya ke Barak, selama di Barak mungkin ada satu kompi yang
hajar saya," akui Jakob.
Menurut Jakob, saat berada di Barak
dia dan temannya itu terus mendapat siksaan. Tangan dan kakinya juga diikat di
tiang lalu mendapat cambuk, mukanya dan belakangnya dibakar pakai rokok,
disiram pakai air dan pakai sopi (minuman keras lokal).
"Setelah dipukul, saya dibawa
ke RS-AURI dan diobati pakai salap," beber Jakob.
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud)
Pattimura Kol. Pnb. Aldrin Petrus Mongan memang membenarkan adanya peristiwa
pemukulan terhadap warga. Tetapi para anak buahnya itu geram dan tidak terima
ketika diajak berkelahi oleh korban.
"Lapangan Basket itu kan
berada di kawasan Kesatriaan AURI. Dia datang dan mengajak berkelahi, dia mabuk
itu, masalah ini sangat tidak menarik. Kalau di angkat terus dia (korban) bikin
malu diri sendiri," kata Mongan.
Menurut Danlanud, korban datang ke
kawasan AURI dan ribut-ribut, korban mabuk
sehingga tidak kontrol. Korban lalu memukul salah sanggota TNI-AU menggunakan batu dibagian kepala hingga
berdarah.
"Orang (prajurit) kan
lagi duduk di Mes-mes, dia menantang
berkelahi, ada anggota saya jadi korban dipukul pakai batu. Dia datang dan
memukul dan mengajak berkelahi. Dia itu preman, sering buat onar dengan
warga," tutur Mongan.
Tambahnya, para pelaku penganiyaan
terhadap anggotanya berjumlah tiga orang, satunya masih dicari. Mereka juga
sudah dilaporkan ke Polsek.
"Preman masuk ke Pangkalan,
ajak berkelahi, dan pukul anggota saya, dan ini sudah kita serahkan ke Polsek.
Kita juga imbau kepada yang satu itu agar serahkan diri, adapun di internal
anggota kami juga akan diperiksa," kata Danlanud. (KT-AA)
0 komentar:
Post a Comment