Jembatan merupakan kebutuhan Infrastruktur yang menjadi
tempat penghubung masyarakat dalam rangka menjalankan aktvitas ekonomi
masyarakat setempat. Tanpa di minta pun Pemerinta Daerah seharusnya membuka
akses yang sebesar-besarnya dengan menggelontorkan Anggan yang besar dalam
membangun Infrastruktur.
Sayangnya,
Kepekaan Pemda Aru dalam melihat Infrastruktur di Bumi Jargaria tersebut masih
sebatas wacana dan belum sepenuhnya di realisasi dengan baik.
Salah
satu Contohnya, di Desa Benjuring, semenjak terpilih sebagai Kepala Desa tahun 2015 , Bosco
Korisen begitu semangat dan sangat masif dalam mendukung dan membangun
infrastruktur di desa tersebut. Salah satu contohnya adalah karena keterbatasan
anggaran Desa Benjuring meminta bantuan lewat Pemda Aru dalam hal ini Dinas
Pekerjaan Umum (PU) dengan membuat proposal mohon bantuan untuk membangun
jembatan di desa tersebut. AnggaranPembangunan Jembatannya yang cukup fantastis
membuat dirinya tidak bisa terlalu berharap dari Dana Desa (DD) sehingga, dirinya
kemudian melakukan lobi kepada Pemda Aru dengan harapan mendapat perhatian dan
bantuan dari Pemda.
Kades
Benjuring Bosco Korisen yang merupakan mantan Wartawan lokal tersebut kepada Kompas
Timur menuturkan, dirinya telah bertemu dengan Kadis PU, Ketua DPRD
Aru, dan juga Pemda Aru pada waktu itu Karateker Angki Renyaan.
Dalam
tatap muka tersebut, mereka pun berjanji akan membantu. Namun sampai saat ini
belum juga ada realisasi, dirinya tidak patah semangat dirinya kemudian berinisiatif
untuk menumui Bupati terpilih dr. Johan Gonga dan Wakil Bupati Muin Sogalrey yang
kemudian olehnya dijanjikan akan membantu lewat APBN.
“
Saya berharap Bupati Gonga dapat memperjuangkan aspirasi dari rakyat Berjuring
yang populasi penduduknya nyaris mencapai angka 1000 orang, sehingga inisiatif
dari saya sebagai kades untuk membangun jembatan yang anggaranya ditafsir
mencapai Rp 500.000.000. (Lima Ratus Juta Rupih ) bisa terealisasikan,” papar Bosco Korisen.
Perlu
diketahui Desa Benjuring merupakan salah satu dari sembilan desa
di Kecamatan Aru Utara Timur Batuley, Kabupaten Kepulauan Aru, dengan tingkat
kepadatan penduduk mencapai 168 kepala keluarga (KK) atau 840 jiwa.
Secara
geografis Desa Benjuring berbatasan langsung dengan Desa Kabalsiang
di utara, bagian selatan dengan Desa Kumul, bagian timur dengan Laut Arafura,
sedangkan bagian barat dengan Desa Kobamar.
Meski Desa Benjuring memiliki luas wilayah petuanan adat
cukup tersedia untuk pemukiman penduduk, namun tradisi membangun rumah di
pesisir pantai secara turun-temurun masih tetap dipertahankan.
Tradisi tersebut, selain memicu kepadatan pemukiman
penduduk di satu sisi, di sisi lain tingkat kerawanan gangguan kesehatan cukup
tinggi karena terdapat lebih dari 2 (dua) KK menempati satu rumah.
Keberadaan Desa Benjuring diapit oleh selat Lelam
Sulsulin dan Selat Gwayor Dab, turut berpengaruh terhadap kepadatan pemukiman
penduduk, padahal populasi jumlah penduduk akan terus bertambah setiap
tahunnya. Sebelumnya, melalui dana PNPM telah dibangun dua unit jembatan
penyebrangan di Desa Benjuring untuk akses ke Puskesmas sedangkan satunya lagi
adalah pelabuhan tambatan perahu.
Kata
Korizon, untuk mengatasi masalah kepadatan pemukiman dan penduduk
yang saat ini terkonsentrasi pada satu tempat, serta ancaman gangguan kesehatan
yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Desa Benjuring, dibutuhkan tambahan
insfrastruktur jembatan di Selat Gwayor Dab. Keberadaan jembatan di
Selat Gwayor Dab (berukuran lebar sekitar 100 meter), diharapkan memberi akses
bagi penduduk Benjuring untuk membuka lahan pemukiman baru sekaligus mengurangi
tingkat kepadatan penduduk dan pemukiman di samping menambah estetika desa. (KT-Dedi)
0 komentar:
Post a Comment