Masyarakat di Kabupaten
Maluku Tengah (Malteng) nampaknya sudah bosan dengan pemerintahan yang di
pimpin oleh keluarga Tuasikal.
Akibatnya, gelombang
perlawanan pun kian besar datang dari rakyat Malteng hanya untuk melengserkan
pemerintahan Dinasti Tuasikal yang terakhir di pimpin oleh Bupati Tuasikal Abua
dan Wakilnya Marlatu Lelehury.
Dimana, setelah pada
Kamis (10/11) lalu, Abua diusir dari Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten
Malteng karena dianggab membodohi warga, kini masyarakat di berbagai wilayah di
Malteng pung telah bergandengan tangan dan melakukan konsolidasi guna mengajak
dan menyarankan agar rakyat Malteng memilih kotak kosong pada 15 Februari 2017
mendatang jika ingin melengserkan Dinasti Tuasikal yang tak bisa di percaya
lagi oleh rakyat Malteng.
Ajakan yang kian ramai
disosialiasikan ke seluruh pelosok dan penjuru Kabupaten Malteng oleh berbagai
kalangan rakyat Malteng lantaran Pilkada Malteng bakal digelar dengan calon
tunggal pasca KPU setempat menggugurkan dua pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati lainnya.
“Jika terjadi pemilihan
dengan calon tunggal, saya sarankan agar rakyat Malteng yang menginginkan
perubahan dan anti diskriminasi, anti monopoli serta anti politik dinasti. Ayo
gunakan hak pilih anda, datangi TPS dan coblos kolom tidak setuju atau Kotak
Kosong,” ajak Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusat Kajian
Strategis dan Pengembangan Sumber Daya Maluku (Pukat Seram) Fahri Asyathri yang
disampaikan via telepon seluler kepada Kompas Timur, Minggu (13/11).
Menurut Fahri, kendati
pun rakyat Malteng tidak memiliki alternative pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati lainnya di Pilkada Malteng kali ini, bukan berarti dinasti Tuasikal tak
bisa dilengserkan dengan memilih Kotak Kosong.
“Jadi, jika Kotak
Kosong atau Tidak Setuju yang rakyat Malteng pilih itu memang, maka Pilkada akan
digelar ulang Tahun 2018 dan rakyat Malteng bisa disuguhkan lagi dengan
calon-calon alternative lain yang diharapkan bisa membawa perubahan yang lebih
baik lagi bagi Malteng kedepannya,” paparnya.
Fahri pun mengajak
rakyat Malteng agar tidak terkecoh dengan berbagai isu murahan yang sengaja
dimainkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mempraktekkan berbagai bentuk
pembodohan kepada rakyat Malteng. Sebab, tidak benar calon tunggal akan
dilantik oleh Mendagri RI Cahyo Kumolo ketika rakyat Malteng memenangkan Kotak
Kosong dan mengalahkan Dinasti Tuasikal.
“Sangat tidak benar
jika ada yang berkata kalau Kotak Koson menang, maka Mendagri akan tetap
melantik calon tunggal. Ini adalah praktek pemodohan terhadap rakyat Malteng
yang kaget dengan banyaknya rakyat Malteng yang ingin memilih Kotak Kosong
ketimbang memilih pasangan Calon Tunggal. Jadi, pernyataan semacam itu adalah
dusta belaka,” ujarnya.
Olehnya, Fahri mengajak
seluruh lapisan masyarakat di Malteng untuk bergandengan tangan untuk menolak
berbagai praktek-praktek pemodohan politik yang bisa merugikan masyarakat
Malteng lima tahun kedepan.
“Mari kita galang
persatuan, tolak berbagai bentuk politik uang, tolak berbagai modus gula-gula
politik menjelang Pilkada. Jangan percaya janji kosong, jangan jual suara Anda
dengan Rp. 50.000. karena seekor anjing pun lebih mahal dari selembar Rp.
50.000,” tegasnya.
Tak hanya Fahri, ajakan
serupa pun dating dari sejumlah pihak lainnya, Aswar Rahim yang adalah tokoh
Pemekaran Seram Utara pun ikut mengajak masyarakat Malteng untuk pilih Kotak
Kosong.
“Jika Pilkada ini
berlangsung dengan calon Tunggal, maka warga Malteng masih punya alternatif
pilihan. Jadi, mari kita sama-sama mendatangi TPS masing-masing pada saat
puncak Pilkada nanti dan mari kita ramai-ramai pilih dan menangkan Kotak
Kosong,” ajaknya.
Tak hanya memilih,
Aswar pun mengajak seluruh rakyat Malteng untuk bergandengan tangan mengawal
seluruh tahapan Pilkada di Malteng sehingga tidak ada kecurangan-kecurangan
yang nantinya dapat merugikan pesta demokrasi yang diikuti oleh rakyat Malteng.
“Kita semua jangan
lengah, mari bergandengan tangan kawal seluruh proses Pilkada ini. Jangan
sampai ada pihak-pihak yang bermain kotor dalam pesta demokrasi ini,” paparnya.
Selain Aswar, Sukri
Wailissa yang merupakan Tokoh Pemuda Seram pun turut serta melontarkan
ajakannya agar masyarakat Malteng menjatuhkan pilihannya kepada Kotak Kosong
pada tanggal 15 Februari 2017 mendatang.
“Pilihan rakyat
Malteng-lah yang menentukan masa depan Kabupaten yang kita cintai ini kedepan.
Jadi, tanggal 15 Februari 2017 nanti, kita masih bisa memilih Kotak Kosong.
Jangan sampai kita dibodohi lalu pasrah dan memilih pasangan Calon Tunggal,”
kata Sukri.
Lanjut Sukri, aturan di
Negara ini membenarkan setiap pemilih untuk memilih Kotak Kosong sehingga
rakyat Malteng yang selama ini menolak politik dinasti masih bisa menjatuhkan
pilihannya kepada Kotak Kosong.
“Jadi, walaupun tidak
ada calon lain yang menjadi penantang Petahana saat ini, tapi rakyat Malteg
bisa menjadi penantang dalam menentukan hasil Pilkada Malteng dengan memilih
Kotak Kosong. Jadi, mari kita ramai-ramai datangi TPS dan pilih Kotak Kosong,”
tuturnya. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment