Ambon, KT
Persoalan yang membelit Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr.M Haulussy Ambon rupanya belum berakhir.
Pasalnya timbul persoalan baru, jasa para medis yang bertugas di rumah sakit tersebut rupanya belum dibayarkan oleh pihak rumah sakit.
Pasalnya timbul persoalan baru, jasa para medis yang bertugas di rumah sakit tersebut rupanya belum dibayarkan oleh pihak rumah sakit.
Berdasarkan surat terbuka yang berhasil
dirampungkan oleh media ini melalui salah satu akun Facebook milik Yansen
Dulanlebit menunjukan adanya sejumlah keluhan yang disampaikan oleh para medis.
Dalam surat terbuka yang ditandatangani oleh
puluhan dokter diantaranya Wijaya dr Spot, dr. Novy Riyadi, dr. H Nikijuluw,
dr. Elvida Christi dan beberapa dokter lainnya mengatasnamakan dokter operator
dan anestesi telah menyatakan sikap keprihatinan yang mendalam atas pelayanan
kesehatan yang semakin buruk dan kesejahteraan para pelayanan kesehatan yang
terabaikan dan tidak diperhatikan oleh Direktur RSUD Haulussy Ambon, dr. Justini
Pawa.
Dalam surat tersebut menggambarkan kondisi
rumah sakit belakangan ini terkait dengan ketersediaan obat-obatan dan
fasilitas penunjang laboratorium yang tidak optimal sehingga berdampak pada
jalannya operasi dan sangat membahayakan keselamatan pasien.
Disisi lain, ada perlakuan yang tidak adil
dari pihak managemen rumah sakit kepada para dokter dan para medis selaku ujung
tombak pelayanan kesehatan di RS dengan tidak membayarkan jasa medis selama 8
bulan padahal, jasa medis merupakan hak mereka yang tidak bisa diganggu gugat
dengan alasan terdapat hutang rumah sakit.
Untuk itu, para dokter dan para
medis memutuskan untuk menghentikan
aktivitas di kamar operasi elektif maupun emergensi terhitung 1 November 2016.
Bahkan tidak tanggung-tanggung jika
ada pasien, pihaknya akan merujuk ke RS terdekat dengan alasan ketidaksediaan
alat dan kosong obat-obatan. Pihak medis juga menginginkan sportivitas dari
Direktur RS dan pihak managemen terkait penyelesaian hak medis selama 8 bulan
itu. (KT-HT)
0 komentar:
Post a Comment